Tahun 2007 merupakan awal kehidupan baruku di dunia kampus, yah menyandang predikat mahasiswa. Aku memilih IAIN Ar Raniry sebagai pilihan pertama untuk melanjutkan strata intelektualku. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan bagaimana keadaan fisik kampusku yang penting IAIN selalu eksis dan tetap menajdi jantong hate rakyat bagi masyarakat Aceh. Hmm, pada tahun 2004 silam, IAIN sempat urak-urakkan sampai dengan tahun sekarang dikarenakan musibah Tsunami. Sayangnya, keadaan yang sangat urak-urakkan itu aku rasakan sampai bulan January 2010, ya sampai akhir semester 5 kemarin.
Dua setengah tahun kampus itu aku dan kawan-kawan huni, tapi sama sekali aku tidak pernah merasakan bagaimana belajar di kampus yang nyaman dan kondusif seperti layaknya kampus yang berdiri megah di depan sana, Universitas Syiah Kuala. Rasanya, IAIN tidak layak disebut sebagai pusat intelektualitas mahasiswa, tapi lebih layak untuk disebut sebagai bangunan tua yang siap untuk didekontruksi bukan rekontruksi.hehhe. Tidak ada batas-batas yang terlihat di sekitar kampus,dan tidak jelas apakah halaman luas kampus itu sebagai tempat pengembalaan hewan ternak atau sebagai temapat pembudidayaan rumput. Yang paling penting, keadaan kampus sedemikian rupa tidak pernah mengacau semangat mahasiswa IAIN untuk selalu berkreasi dan eksis. Toh, kami masih tetap bisa belajar walaupun itu kami langsungkan di sebuah bangunan yang layak disebut gubuk reot dan tua. Tidak percaya rasanya aku telah menempuh pendidikanku selama 2,5 tahun di institute ini. Keluh kesah lewat begitu aja bak waktu berputar. Sungguh sangat berkesan ditambah mengahrukan belajar dikampus yang dianggap tidak layak huni seperti bangunan sekolah yang dilukiskan Andrea Hirata dalam masterpiecenya Laskar Pelangi.
Sekarang, kampus itu sunyi-senyap bagaikan perkampungan yang ditinggalkan penghuninya, untuk mengungsi ke tempat lain di saat-saat konflik. Tidak ada lagi kegiatan mahasiswa yang terlihat. Kini, kami meninggalkan kampus itu menuju ke penyebaran. Semuanya sudah berbeda,setiap fakultas memilih tempat yang berbeda untuk melanjutkan aktivitas.
Namun, gedung lama yang disinyalir secepatnya akan direnovasi belum ada tanda tanda siap untuk direnovasi.Gedung-gedung yang penuh kenangan masih tetap berdiri kokoh di sana. Ntah mengapa..kukira itu urusan orang dewasa yang siap menyelesaikan masalahnya :) dan perlu bagi mahasiswa untuk mengikuti perkembangan ini. (ntah siapa yang memenangkan tender ini,saya juga tidak ikut perkembangan selanjutnya atau mungkin memang gak jadi?). Ntahlah, semoga kampusku yang baru cepat cepat rampung biar kami mahasiswa bisa merasakan bagaimana indah dan nyamannya kampus kami..
Kondisi kampus IAIN in the past and present sudah kami jalani, tinggal waktu future yang perlu dipertanyakan?Harapan besar kami, semoga pembangunan IAIN berjalan mulus, tidak hanya pisik yang perlu dibenah, psikis juga harus menyertai.
Tuesday, March 30, 2010 at 9:06am
No comments:
Post a Comment