Saturday, July 10, 2010

Pemikiran politik Al Faraby, Ibnu Bajjah dan Ibn Khaldun

Menurut Al Faraby, manusia itu bersifat social yang tidak mungkin hidup sendiri-sendiri. Manusia hidup bermasyarakat dan bantu membantu untuk kepentingan bersama dalam mencapai tujuan hidup yakni kebahagiaan. Sifat dasar inilah yang mendorong manusia hidup bermasyarakat dan bernegara. Model Negara yang ditawarkan oleh Al Faraby adalah Madinah Al Fadhilah, di mana Negara utama yang penduduknya terdiri dari orang-orang suci dan mengenal kebahagiaan hakiki serta dipimpin oleh dua pribadi shaleh yaitu nabi dan filsuf. Al Faraby juga mengungkapkan bahwa karena kepala Negara merupakan sumber seluruh aktivitas, sumber peraturan dan keselarasan hidup dalam bermasyarakat. Maka dari itu, pemimpin harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi pemimpin seperti; bertubuh sehat, berani, kuat, cerdas, pecintas pengetahuan serta keadilan dan memiliki akal mustafad yang dapat berkomunikasi dengan Akal faal, pengatur bumi dan penyampai wahyu.

Al Faraby membagikan masyarakat menjadi dua macam; yakni masyarakat sempurna dan masyarakat tidak sempurna. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat yang terbaik adalah warga masyarakat yang bekerja sama, saling membantu untuk mencapai kebahagiaan. Masyarakat seperti ini ia sebut dengan masyarakat utama. Kebahagiaan bagi sesuatu masyarakat tidak aka terwujud dengan sempurna kecuali apabila ada pembagian kerja yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan anggota-anggotanya dengan dijiwai rasa setia-kawanan dan kerja sama.

Tidak jauh berbeda dengan Al Faraby, Ibn Khaldun menguraikan asal usul masyarakat dan asal usul Negara. Menurut ahli-ahli filsafat bahwa menurut wataknya, manusia adalah makhluk social, artinya bahwa ia membutuhkan suatu masyarakat, atau suatu kota sebagaimana mereka namakan. Alasannya ialah bahwa kesanggupan orang-seorang untuk mendapatkan makanan tidak cukup menghasilkan yang perlu-perlu bagi mempertahankan hidupnya. Hingga untuk mendapatkan makanan yang sedikit pun, sebagai kebutuhan gandum untuk makan satu hari saja, teranglah membutuhkan rupa-rupa perkejaan (menggiling,mengaduk, dan memasak), tiap pekerjaan itu membutuhkan alat-alat perkakas, yang mengharuskan adanya tukang kayu, tukang besi, dan lain-lain. Ada pun asal usul Negara, bahwa kalau masyarakat umat manusia sebagai yang telah diterangkan itu, maka lalu timbullah kebutuhan akan suatu kekuatan untuk menjaga manusia itu, yang satu dari yang lain, mengingat watak kehewanannya menyerang dan menindas yang lain. Karena itu maka penjagaan itu tidak tidak mungkin datang dari yang lain di luar manusia, mengingat bahwa jauh kurang dari manusia dalam kemampuannya berfikir. Karena itu, maka penjagaan demikian harus lah diberikan oleh seorang yang memegang kekuasaan dan mempunyai kewibaaan dengan tangan kuat, sehingga dapat mencegah siapa pun juga menyerang orang lain, yaitu dengan kekuasaan. Oleh karena itu maka kekuasaan adalah hal yang khas bagi manusia, sesuai dengan tuntutan kodratnya dan tidak dipisahkan dari wujud manusia itu. Oleh karena itu maka Negara bagi masyarakat adalah selaku bentuk bagi benda dan sebagaimana telah ditunjukkan oleh ahli-ahli filsafat,kedua-duanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Ada kesamaan antara pemikiran politik Ibnu Bajjah dengan Al Faraby, sebenarnya pemikiran Ibnu Bajjah banyak dipengaruhi oleh Al Faraby, namun ada perbedaan walaupun sedikit. Ibnu Bajjah juga membagi Negara menjadi dua, yaitu sempurna dan tidak sempurna. Demikian juga dengan persyaratan kepala Negara dan tugas-tugasnya selain mengatur Negara, juga pengajar dan pendidik. Warga Negara utama, menurut Ibnu Bajjah mereka tidak lagi membutuhkan dokter dan hakim. Sebab mereka hidup dalam keadaan makmur terhadap segala rezeki yang diberikan Allah. Mereka hidup saling mengasihi, menyayangi, dan saling mebghormati. Tidak ditemukan perselisihan di antara mereka. Mereka seluruhnya mengerti undang-undang Negara dan mereka tidak mau melanggarnya. Ibnu Bajjah juga menambahkan bahwa adanya di antara masyarakat yang mutawahhid, yaitu uzlah falsafi dengan tujuan untuk mencapai kebahagiaan.

Waallahu 'Alam..:)

No comments: