Sunday, May 26, 2013

TOEFL bukan Hantu, tapi Hyena

Oke, (pasti) semua dari kita pengen merasakan belajar di luar negeri. Kenapa mau belajar di luar negeri?? Kata orang sih, #alasan pertama, prestise# masalah gengsi sih, #alasan kedua, pengen jelajah negeri orang gratis. Dua alasan tersebut sepertinya mewakili ya. Tapi, kuliah di luar negeri tidak segampang permainan orang-orangan. Yah, namanya juga luar negeri ya, pasti tidak seenteng di negeri kita nya nyaman sejahtera lahir batin ini. Kalau jalan-jalan ke mancanegara sepertinya persyaratannya tidak seribet mau kuliah di sana. Tau kenapa? Ya tau lah, di setiap beasiswa yang ditawarkan, persyaratan UTAMA yang TIDAK PERNAH ALPA adalah BUKTI kecakapan dalam Bahasa Inggris, baik itu dalam bentuk TOEFL ( IBT kek, ITP kek, CBT kek dan kakek-kakek lainnya,fiuuhh), IELTS, atau apalah nama yang akan ada selanjutnya. Hanya mereka orang Barat itu yang tau.

Nah, yang paling mungkin bagi kita-kita untuk memenuhi persyaratan bahasa itu adalah dengan mengikuti TOEFL ITP. Kenapa? Karena ToEFL ITP setiap bulan available di pusat bahasa Unsyiah, dan harganya?? Hanya 350riburupiah kok. Yaa, tapi buat saya ini tetap mahhhal. Ya,, hitung-hitung harga ini lebih dekat dan tau persis kondisi dompet saya.Bagaimana dengan bentuk tes-tes lainnya? Hah, mau ikut IBT (Internet Based Toefl)? Cuma ada di Jakarta kalau saya tidak salah. Dan harganya?? Mau tau berapa?? Kasih tau gak yaa.. 3jutaan gitu bok..dan itu belum termasuk akomodasi kita selama di sana. Hehe,, tapi buat kalian-kalian yang berkantong tebal, tidak salah untuk mencoba ini, it is highly worthwhile. Nah, bagaimana dengan IELTS? Waduh, ini juga tidak kalah dengan si IBT, IELTS ada kok testnya di Medan, dan harganya sekitar 2jutaan gitu. Gak mahal kan??hihihi. Tapi kalau benar-benar berniat untuk kuliah di luar negeri, ngorbanin uang segitu tidak merugikan kok. Walaupun rugi, toh kerugian itu akan dibalas dengan kenikmatan bisa kuliah di negeri orang kok. Oke, tujuan utama saya menulis kalimat-kalimat ini adalah hanya ingin berbagi kenapa nilai TOEFL kita gak ningkat-ningkat??(Eh, bukan berarti nilai toefl saya udah 600, bukan; SEMOGA ya, ini hanya ingin berbagi nasib dalam mencapai nilai TOEFL itu). Padahal, udah belajar pingsan-pingsanan atau malah ada yang sampe mati-matian, tapi kok malah segitu-gitu aja nilai TOEFLnya? Sakit hati kan?? Actually, kalau dalam psikologi, belajar itu akan memberi dampak yang signifikan terhadap segala sesuatu baik itu tingkah laku, pemahaman atau ilmu? Yang membuat kita pintar adalah belajar, yang membuat kita sadar akan sesuatu adalah belajar, Tapi KENAPA?? Nah, berarti selama ini kita gak belajar kali ya.. tapi belalai (belajar dengan lalai). Hahha. Beruntunglah bagi mereka yang sangat mudah dalam mencapai nilai TOEFL yang indah dipandang. SELAMAT.

Oke, saya pernah berfikir kalau TOEFL itu tidak perlu dipelajari, tepatnya tidak tahu apa yang harus dipelajari. Kalau mau ikot test ya ikot aja. I thought it is as simple as that. Dan rupanya, It was totally fallacious. Seratus persen keliru. Ya, wajar lah kalau nilai Toefl saya dari tahun 2008 sampe 2012 scorenya di bawah 500 terus. Malu gak?? Iya,malu pada diri sendiri bukan malu dengan orang lain. Karena pada waktu itu masih berprinsip kalau TOEFL tidak usah dipelajari. Sombong! Kalau gak belajar, memang mau jawab apa? Emang elu jenius?? Bodoh kali (tampar diri sendiri).

Akhir tahun 2012 terjebaklah saya dalam sebuah kelas pelatihan bahasa dan kebetulan nasib kita semua sama; nilai toefl masih di bawah 500. Bodoh kan? Tidak, mereka pintar-pintar kok. Hanya saya seorang yang bodoh yang terperangkap dengan mereka yang pintar-pintar. Dan kelas itu adalah kelas E di LPSDM Aceh( calon penerima beasiswa Aceh tahun 2012). Jadi kangen dengan kepala-kepala yang ada dalam kelas ini. Di sinilah saya menemukan semangat-semangat untuk mempelajari tepatnya meningkatkan nilai TOEFL sampe pingsan-pingsanan gak sampe mati-matian. Beneran, TOEFL itu memang bisa dipelajari apalagi bagian Structurenya, karena rupa-rupanya masih banyak pembahasan-pembahasan yang biasa kerajinan banget muncul di TOEFL yang belum kami ketahui dan belum pernah kami pelajari. Atau kita masih punya mindset yang salah dalam mempelajarinya. Nah, itu dia masalahnya. Hahha, jadi, dulu-dulu itu ikut TOEFL pasti sok tahu jawabnya, kalau istilah gaulnya sih pakek intuisi-kata hati. Padahal SALAH semua, berarti hati kita lagi gak bener ding.GPSnya aliran sesat, salah muluk. Hihihi.

 Kita (saya khususnya) sering banget merasakan udah tau banyak tentang bahasa Inggris, dan seolah-olah tanpa berdosa ingin sekali untuk bisa ikut Toefl berkali-kali dan membuang duit berkali-kali tanpa belajar sedikit pun. Itu namanya DURJANA. Banyak hal yang perlu dipelajari dengan seksama dan butuh akan latihan terus menerus. Memang tidak mudah, tapi belajar itu adalah sebuah kenikmatan yang luar biasa pengaruhnya. Alhamdulillah, saya akhirnya sadar juga dan kebetulan saya dipertemukan dengan tutor-tutor yang luar biasa ilmunya dan senantiasa memotivasi kami untuk naik menjauhkan diri dari nilai TOEFL di bawah 500. We made it happen! Ya, walaupun masih pas-pasan, boleh lah. Untuk bayar zakat harta pertahun udah cukup lah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Belajar-belajar-belajar,latihan-latihan-latihan-latihan. Karena kalau mau ikot TOEFL tanpa belajar dan latihan itu sama dengan OMONG KOSONG. Mari kita pelajari yang mungkin kita pelajari, Structure misalnya. Mungkin masih banyak pembahasan yang belum kita kuasai seperti word forms (salah satu perkaranya: masih terjebak mana adv dan adj, karena tidak semua yang berakhiran dengan ly disebut adv), prepositions, appositives, independent clauses, articles, pronouns dan sebagainya. Kita sebaiknya dengan sungguh-seungguh mempelajari pembahasan2 ini karena penilaian Structure lebih tinggi dibandingkan dengan sesi lain. Ya, kesempatan meningkatkan nilai ada di sesi2, Structure, mari kita usahakan untuk meminimalisir error dalam structure, targetkan paling banyak salah itu 6( supaya lebih aman). Karena TOEFL ITP ada 3 sesi: listening, structure dan reading, maka jika kita memiliki kemampuan yang lebih pada satu sesi, maksimalkan untuk bisa menjawab dengan benar. Ada yang kepekaan pendengarannya bagus, maka jangan lalai saat sesi pertama. Ada juga yang lebih suka teka teki structure yang cetar membahan badai itu. Ada juga yang tergila-gila dengan bacaan-bacaan yang menyesakkan dada. Well, semuanya tergantung pada kita.

Oke koki, tak ada niat untuk menggurui, hanya ingin berbagi kesulitan supaya bisa mencapai pencerahan. Semoga cerah ya. Kalau kata tutor listening saya saat pelatihan bahasa, TOEFL itu kayak iman juga, naik turun, tidak stabil. Kalau gak belajar, latihan, kemungkinan nilai kita turun banyak. Makanya, supaya nilai TOEFL kita ningkat terus jangan lupa banyak2 ibadah sunnah, banyak-banyak berdoa, sedekah, berbuat baik, belajar, banyak membaca dalam English (karena banyak membaca selain memperkaya pengetahun juga memperbagus grammar) dan banyak-banyaklah latihan. Kalau udah usaha kayak gini, InsyaAllah Allah tidak akan rela membiarkan kita terus-terusan bergelisah hati supaya bisa mencapai yang terbaik. Insya Allah. Do your best! Prepare yourself! Semoga bermanfaat ya, InsyaAllah. Note: Judul tidak ada hubungan dengan isi  ya..sengaja! Hihihi.

1 comment:

Anonymous said...

e haiiiii, aku pikir ada Hyena nya, capek aku baca gak ada si Hyena nya, ququruyuuuuuuuk!!!!!!