Monday, July 15, 2013

Kami ini adik-kakak, wakgeng!

Sayang jika berita ini tidak saya tuliskan karena saya takut itu akan hanya  menjadi khayalan belaka yang akan dimakan masa depan dan akan hilang ditelan masa lalu. Bisa saja ini menjadi pelajaran bagi saya sendiri supaya puasa saya kali ini lebih terasa cobaannya. Hehehe

Jadi cerita detailnya begini sudara-sudara sekalian! Adik saya namanya Teungku Haikal, sedang kuliah menuju semester tujuh di Metereologi Terapan Institut Pertania Bogor berinisiatif untuk mengambil magang selama sebulan di Banda Aceh. Dia cenderung untuk memilih magang di Aceh, hitung2 bisa sekalian pulang kampung dan perbaikan gizi :D Dia mengirimi surat ke Stasiun Metereologi kelas IIA Blang Bintang untuk dijadikannya sebagai tempat belajar selama sebulan. Dan izin untuk magang di Stasiun terbut pun dia dapatkan 2 bulan sebelum dia tiba di Aceh. Oke, dia positif magang di Banda Aceh.

Karena adik saya akan menetap di Banda Aceh selama sebulan, maka sudah pasti dia akan tinggal di rumah kontrakan bersama kakak-kakaknya yang perempuan. Kebetulan, kakak saya masih lelah  setelah mengadakan perjalanan panjang dan  mengurus keberangkatan umrah mamak saya, maka saya saja yang balik ke Banda dan memang saya juga masih ada urusan di Banda Aceh. Urusan disiplin terhadap peraturan yang berlaku di mana kami tinggal, itu adalah hal yang utama yang selalu kami prioritaskan. Jadi, supaya tidak ada kesalahpahaman  di antara saya dan orang kampung di mana saya tinggal, maka sehari sebelum adik saya tiba di Banda Aceh saya melapor kepada Pak Geuchik Gampong. Pak Geuchik hanya bilang, tidak ada masalah dengan itu dan saya harus memperkenalkan adik saya kepadanya jika ia sudah tiba sekaligus membawa fotokopi KTP dan KK. Oke, memang tidak ada masalah!

Saya juga sudah memberitahukan kepada ibu pemilik kontrakan kami, dia juga mengizinkan. TIDAK MASALAH

#Fact
Mamak saya dan Bapak saya sama sekali tidak mirip. Yaiyalah, mereka kan bukan saudara kandung! Walaupun kata orang sekarang jodoh itu mirip. Tapi saya sedikit meragukannya karena mamak saya berbeda sekali dengan Bapak saya. Jadi masalahnya apa? Nah, saya dan kakak saya secara totalitas dan paras mengambil posisinya mamak saya. Bukan berarti mamak saya tidak cantik, cantik sekali malah. Hanya saja mamak saya lebih cantik dari kami berdua. Hahaha. Jadi, anak mamakbapak saya ada 7, 2 perempuan mirip persis mamaknya, sedangkan para 5 cowok mirip Bapaknya. Sekilas berita, kata orang, kebanyakan yang menentukan cantiknya paras seseorang adalah bentuk hidungnya dan bagus bentuk badannya. Ketika kelima cowok tadi berhidung mancung dan memiliki badan proporsional, maka kami berdua berhidung pesek dan gendut-gendut. Kalau dipikir-pikir memang gak masuk akal. Tapi, ciptaan Allah yang mana yang mustahil bagiNYa? Jadi, intinya kami dengan abang-abang kami jika dilihat sekilas memang sama sekali tidak mirip, tapi jika diperhatikan lama-lama, ada hal-hal yang memang persis miripnya. Sebutkan saja mata kami semua sama, alis dan cara senyum, Banyak orang gak percaya kalau kami berdua adalah saudara kandungnya mereka. Hahaha. Emang ini salah guwek?  Kalau saya atau kakak saya diboncengin abang atau adik saya, dikirain kami adalah bukan saudara kandung, alias nonmuhrim. Oh, no.....

#Kejadian kan?
Kenapa saya menulis fakta itu? Karena beberapa hari yang lalu saya dituduh memasukkan laki-laki ke rumah. Istilah kasarnya saya dituduh sebagai pasangan mesum. Na’udzubillah. Cobaan puasa ada-ada saja. Bermula pada pagi Jum’at itu, adik saya mengeluarkan motor untuk ke kantor dan kebetulan tukang yang diutus  Ibu kontrakan untuk memperbaiki loteng yang bocor baru saja tiba. Tatapan sinis mereka memperhatikan gerak-gerik adik saya, dan tanpa salam dan sapa mereka menyimpulkan kesimpulan dalam diam mereka. Karena saya tidak ditanya, jadi saya rasa saya tidak perlu menjelaskan, toh pun saya sangat malas memulai perbincangan dengan orang-orang yang saya tidak kenal. Kesimpulan dalam diam itu kemudian mereka sampaikan kepada ibu kontarakan kami, kurang lebih redaksinya begini nih: peu jih kaleuh dimeukawen nyeh? Pakeun na aneuk agam di dalam rumoh nyan? Nyan bek sampek digrebek le ureung gampong! Karena Ibu kontrakan sudah duluan tahu, dia menjelaskan yang sebenarnya. Ini cobaan berat, bukan? Hahahah. Inilah akibat yang harus ditanggung oleh mereka yang tidak pernah melakukan maksiat. Ketika para muda-mudi sekarang dengan bebas bergaul tanpa batasan, maka bagi sebagian orang akan cepat  menjeneralisasikan kesimpulan dengan kesimpulan yang tidak enak dan BAHAYA, kesimpulan buruk ini berlaku sekalipun bagi mereka yang berstatus SAUDARA KANDUNG. Inilah dunia, ketika keburukan-keburukan di sekitar sudah dianggap biasa, maka kebenaran yang hakikat pun sulit diterima. INI ADALAH PELAJARAN SU’UDHAN.

#Saya muslim, dan tidak mungkin saya mendustakan agama saya
Kalau adik saya sedih melihat rupa Aceh yang seperti ini.  Maka saya sedih mendengar pernyataan si tukang –tukang itu. Pacaran pun saya tidak pernah, untuk apa saya membawa masuk laki-laki ke dalam rumah saya? Memangnya saya pancuri takue yang sempat terkenal di era 90’an itu? Saya paham agama saya, saya berjilbab, kalau memang saya berjilbab kemudian saya berpacaran berarti saya mendustakan agama saya sendiri dong? Ngapain saya mengerjakan suatu kebajikan kemudian saya timpa kebajikan itu dengan keburukan? Berarti sama saja nol, toh? Sudara-sudara, bukan saya sok suci atau apalah, dan tidak akan saya bahas bab Thaharah di sini kok, tapi jika dengan tidak pacaran saja masih banyak dosa yang harus saya tanggung, kenapa saya harus menambah beban dosa saya? Jujur, sempat sakit hati sih dikatain tukang itu kayak begini, ngatain di belakang pulak. Numpang dibelakang laki-laki selain saudara-saudara saya, saya enggan, bahkan hampir tidak pernah. Pernah sih, waktu KKN dulu di Matang, kena di pelosok pula dan saya harus mengajar malam,melewati hutan belantara. Karena saya pun tidak berani ditambah lagi orang kampung tidak tega melepaskan saya maka kalau bukan Pak Geuchik maka Teungku Imum lah yang mengantar saya pulang. Gak enak kali wak, masa kesan pertama numpang sama orang lain diboncengin Pak Geuchik dan Teungku Imum (dua-duanya sudah TUA). Hahahahaha. #Bertobat
Ini adalah bentuk muhasabah diri bagi saya sendiri dan adik saya, mungkin saja kami pernah berprasangka buruk kepada orang lain, dan kini saatnya kami menerima perlakuan yang sama. Waallahu Alam #cobaanpuasa

saya menyadari penuh kalau tulisan ini memang tidak sehebat karya adrea atau pun angkatan balai pustaka, namun terimalah tulisan ini sebagai sampah masyarakat yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Semangat Ramadhan mubarak!
#hasil observasi selama ini setan-setan rupanya tidak dibelenggu
ini dia adik saya yang laik-laki, mirip saya kan??hahahahhaha

No comments: